TERJADINYA MUSIM-MUSIM DI BUMI

TERJADINYA MUSIM-MUSIM DI BUMI - Hallo sahabat STREAMING GRATIS, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul TERJADINYA MUSIM-MUSIM DI BUMI, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Geografi, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : TERJADINYA MUSIM-MUSIM DI BUMI
link : TERJADINYA MUSIM-MUSIM DI BUMI

Baca juga


TERJADINYA MUSIM-MUSIM DI BUMI

Bumi beredar mengelilingi matahari dalam satu tahun. Bidang lintasan tahunan bumi ini berimpit dengan bidang ekliptika. Selama peredaran bumi mengelilingi matahari itu, kedudukan sumbu bumi terhadap bidang eliptika tidak berubah yaitu, selalu membuat sudut 66½ derajat terhadap bidang eliptika itu. Sumbu bumi selama peredarannya itu senantiasa sejajar dengan dirinya sendiri. Gerakan dan kedudukan bumi seperti ini mengakibatkan banyaknya panas yang diterima oleh bagian-bagian bumi dari matahari tidak sama sepanjang tahun. Hal ini menyebabkan terjadinya berbagai musim di bumi.
Gambar yang menjelaskan peredaran bumi mengelilingi matahari dalam satu tahun pada bidang eliptika. Dalam gerakannya bumi mengelilingi matahari, bumi berturut-turut berada di tempat-tempat yang sangat penting sebagai berikut :
a.       Pada tanggal 21 Maret di posisi I
b.      Pada tanggal 21 Juni di posisi II
c.       Pada tanggal 21 September di posisi III
d.      Pada tanggal 22 Desember di posisi IV

Pada gerakannya tersebut, sumbu tetap membentuk sudut 66½ derajat terhadap bidang eliptika. Karena itu, bila sumbu bumi memproyeksikan pada eliptika dalam kedudukan posisi I dan II, proyeksinya akan berdiri tegak lurus pada garis melalui matahari dan bumi. Pada kedudukan posisi I dan IV, proyeksnya berimpit dengan garis lurus melalui matahari dan bumi.


Gambar : Peredaran Bumi Mengelilingi Matahari dalam Setahun pada Bidang Ekliptika

Bagian permukaan bumi hanya separuh saja yang mendapat sinar matahari (setiap waktu) sedangkan, bagian lainnya mengalami waktu malam. Batas antara siang dan  malam diwujudkan oleh lingkaran besar yang terletak di bidang yang berdiri tegak lurus pada garis lurus yang ditarik dari bumi dan matahari.

a.    Posisi I ( 21 Maret )

      Lingkaran batas siang dan malam tepat melalui kutub utara dan kutub selatan bumi serta membagi tiap lingkaran garis lintang bumi atas dua bagian yang sama. Akibatnya, setiap tempat di permukaan bumi mendapat sinar matahari selama 12 jam (siang) dan 12 jam tidak menerima sinar (malam). Siang dan malam hari sama panjangnya.  Setiap tempat matahari terbit pada pukul 06.00 di titik timur dan terbenam pada pukul 18.00 di titik barat.

b.      Posisi II ( 21 Juni )

      Setelah 3 bulan, Bumi berada di posisi II, keadaan bumi saat tanggal tersebut. Bumi menghadap ke arah matahari dengan sudut 66 ½ derajat terhadap bidang eliptik, batas siang dan malam tepat berada di tempat-tempat yang jauhnya 23 ½ derajat dari kutub utara dan selatan. Tempat-tempat dalam lingkaran kutub utara selama 24 jam terus menerus mendapat sinar matahari. Ini berati matahari tidak terbenam. Tempat-tempat ini mengalami siang kutub (polar day).
Pada tempat-tempat yang terletak pada garis-garis lintang yang tinggi di belahan bumi utara, siang harinya lebih panjang daripada malam hari. Sebaliknya, tempat-tempat di sekeliling kutub selatan terus-menerus mengalami malam selama 24 jam. Jadi, matahari tidak pernah terbit. Tempat-tempat tersebut mengalami malam kutub (polar night).

c.       Posisi III (23 September)

Keadaan waktu ini sama dengan kondisi yang terjadi pada tanggal 21 Maret.


d.   Posisi IV (22 Desember)

     
      Keadaan waktu ini adalah kebalikan dari kondisi pada tanggal 21 Juni di posisi II. Kutub selatan bumi dan daerah sekitarnya di lingkungan kutub mendapatkan sinar matahari terus-menerus selama 24 jam (siang kutub). Daerah-daerah kutub utara terus-menerus mengalami malam hari sebab, batas siang dan malam berjalan 23½  derajat jauhnya dari kutub selatan.
      Pada tempat-tempat terletak di garis lintang yang tinggi di belahan bumi selatan, siang harinya lebih panjang daripada malam harinya. Sebaliknya, ditempat di belahan bumi utara malam harinya lebih pendek daripada siang harinya. Keadaan seperti ini menyebabkan terjadinya pergantian musim bagi daerah-daerah di sebelah utara dan selatan khatulistiwa sebab musim itu ditentukan oleh banyak sedikitnya panas yang diterima permukaan bumi dari sinar matahari. 
      Karena tempat-tempat yang sedikit jauh dari ekuator selama satu tahun tidak sama jumlah penerimaan panasnya (karena lama penyinaran dan sudut datangnya cahaya matahari tidak sama). Tempat-tempat tersebut akan mengalami pergantian musim selama empat kali dalam setahun. Pergantian musim itu adalah sebagai berikut :

Tanggal
Belahan Bumi Selatan
Belahan Bumi Utara
21 Maret – 21 Juni
21 Juni – 23 September
23 September - 22 Desember
22 Desember – 21 Maret
Musim rontok
Musim dingin
Musim bunga

Musim panas
Musim bunga (spring)
Musim panas (summer)
Musim rontok (autumn)

Musim dingin (winter)
             

Pada daerah-daerah di khatulistiwa, tidak mengenal pergantian musim seperti itu karena selama satu tahun selisih waktu antara siang dan malam tidak terlalu lama (hanya berselang beberapa menit ). Tinggi kulminasi matahari juga selalu tinggi. Adanya musim hujan dan musim kemarau di Indonesia disebabkan oleh hal lain.


Demikianlah Artikel TERJADINYA MUSIM-MUSIM DI BUMI

Sekianlah artikel TERJADINYA MUSIM-MUSIM DI BUMI kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel TERJADINYA MUSIM-MUSIM DI BUMI dengan alamat link https://sebuahteknologi.blogspot.com/2016/01/terjadinya-musim-musim-di-bumi_10.html