Judul : Pembentukan Karst
link : Pembentukan Karst
Pembentukan Karst
Ford dan Williams (1989) mendefinisikan karst sebagai medan dengan kondisi hidrologi yang khas sebagai akibat dari batuan yang mudah larut dan mempunyai porositas sekunder yang berkembang baik. Karst dicirikan oleh: (1) terdapatnya cekungan tertutup dan atau lembah kering dalam berbagai ukuran dan bentuk; (2) langkanya atau tidak terdapatnya drainase atau sungai permukaan, dan (3) terdapatnya gua dari sistem drainase bawah tanah.
Karstifikasi atau proses permbentukan bentuklahan karst pada batuan karbonat didominasi oleh proses pelarutan. Proses pelaturan batugamping diawali oleh larutnya CO2 di dalam H2O membentuk H2CO3. Larutan H2CO3tidak stabil terurai menjadi H- dan HCO32-. Ion H- inilah yang selanjutnya menguraikan CaCO3 menjadi Ca2+ dan HCO32- Secara ringkas proses pelarutan dirumuskan dengan reaksi sebagai berikut :
CaCO3 + H2O + CO2 Ca2+ + 2 HCO3-
Faktor pengontrol pembentukan karst meliputi : (1) batuan mudah larut, kompak, tebal, dan mempunyai banyak rekahan; (2) curah hujan yang cukup; dan (3) batuan terekspos di ketinggian yang memungkinkan perkembangan sirkulasi air atau drainase secara vertikal. Sementara faktor pendorong adalah : (1) temperatur dan (2) penutupan lahan.
Teori tentang perkembangan karst paling pertama menjelaskan bahwa gua berkembang di zona vados oleh pergerakan air melului rekahan batuan. Tahapan dari pergerakan karst adalah sebagai berikut :
· Tahap I : rekahan (bidang perlapisan dan atau struktur) terlarut
· Tahap II : sungai bawah tanah mulai terbentuk
· Tahap III : sungai mengikis saluran hingga membentuk gua-gua
Teori vados ditentang oleh oleh Davies (1930dalam Haryono, 2008). Davies berpendapat bahwa tidak mungkin gua terbentuk di mintakat vados mengingat kenyataannya adalah dalam zona vados yang terjadi adalah pembentukan ornamen gua yang dalam hal ini adalah proses pengendapan bukan proses pelarutan maupun pengikisan. Dengan argumen ini selanjutnya Davies mengemukaan teori baru yang dikenal dengan deep phreatic theory.Teori menjelaskan bahwa gua terbentuk di bawah muka air tanah oleh gerakan hidraulik air.
· Tahap I : gua terbentuk jauh di bawah muka freatik
· Tahap II : muka freatik turun karena kawasan karst terangkat atau muka air laut turun, sehingga gua berada di mintakat vados
· Tahap III : pembentukan ornamen gua
Teori Davies seiring dengan perkembangan ilmu ditentang oleh teori yang mengatakan bahwa air tanah tidak mungkin mampu melarutkan batugamping, karena air tanah pada umumnya telah jenuh. Teori yang kemudian dipercaya adalah water table theory (Seinnerton, 1932dalam Haryono, 2008), yang menjelaskan bahwa gua terbentuk di dekat muka airtanah (water table).Teori didukung oleh teori baru tentang mixing theory dan kenyataan bahwa sebagain besar gua adalah gua horisontal.
Teori modern tentang pembentukan gua tidak memisahkan ketiga teori tersebut. Hasil laboraotorium dan penelitian lapangan modern menunjukkan bahwa gua dapat terbentuk baik, di mintakat vados, phreatic, maupun di dekat muka air tanah. Gua terbentuk bila frekuensi rekahan sangat jarang hingga ke kondisi bila rekahan batugamping sangat rapat.
Demikianlah Artikel Pembentukan Karst
Sekianlah artikel Pembentukan Karst kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Pembentukan Karst dengan alamat link https://sebuahteknologi.blogspot.com/2015/12/pembentukan-karst_31.html