Judul : Bentuk lahan Karst Makro
link : Bentuk lahan Karst Makro
Bentuk lahan Karst Makro
Beragam dasar klasifikasi karst dilakukan oleh para ahli. Panduan ini membahas morfologi karst makro tropik di karts Wonosari yang meliputi kombinasi dari bentukan negatif berupa dolin, uvala, polje, dan bentukan positif berupa tower, labirin, dan polygonal.
Dolin merupakan cekungan tertutup berbentuk bulat atau lonjong dengan diameter beberapa meter hingga lebih kurang satu kilometer (Ford dan Williams, 1989; Kusumayudha, 2005). Beberapa istilah untuk menyebut dolin di artikel tentang karst meliputi sinkhole, sink, swallow holes, cockpits, blue holes, dan cenote (Blom, 1991 dalam Haryono, 2008). Menurut genesanya Ford dan Williams (1989) mengklasifikasi dolin menjadi dolin pelarutan (solution), dolin runtuhan (colapse), dolin amblesan (subsidence), dan dolin suffosion. (1) Dolin pelarutan terbentuk karena pelarutan terjadi tidak merata, dalam hal ini pelarutan terkonsentrasi di bagian tengah. Terkonsentrasinya pelarutan dapat terjadi karena perbedaan mineralogi batuan atau keberadaan kekar. (2) Dolin runtuhan terbentuk apabila gua atau conduit dekat permukaan runtuh karena tidak kuat menahan atapnya. Dolin tipe ini mempunyai lereng sangat curam. Tiga mekanisme yang membentuk dolin runtuhan menurut Ford dan Williams (1989) adalah a) pelarutan di atas gua sehingga menurunkan kekuatan atap gua; b) pelarutan atap gua dari bawah; dan c) penurunan muka air tanah di atas atap gua. (3) Dolin amblesan terjadi apabila lapisan gamping berada di permukaan sesar atau lipatan, sehingga endapan aluvial yang ada di permukaan terbawa ke bawah melalui celah-celah patahan atau mengikuti struktur lipatan di bawahnya. (4) Dolin suffosionterjadi pada endapan halus dan tebal yang mengendap di atas batugamping. Infiltrasi melalui endapan tersebut membawa material halus ke sistem kekar di bawahnya yang berhubungan dengan gua-gua dalam tanah sehingga endapaan di atasnya menjadi cekung. Dolin yang selalu tergenang air karena dilapisi sedimen yang kedap air dikenal sebagai lokva atau danau dolin.
Uvala (compound sinks)merupakan cekungan berbentuk lonjong atau memanjang yang merupakan gabungan dari dolin-dolin (Sweeting, 1972; White, 1988; Kusumayudha, 2005). Uvala terbentuk pada perkembangan karst yang lebih lanjut dengan bentuk yang tidak teratur dan berdiamater pada umumnya 500 – 1000 m serta kedalaman 100 – 200 m (Sweeting, 1972).Uvala di Gunungsewu membentuk pola berkelok nampak sebagai alur lembah bercabang (Kusumayudha, 2005).
Polje merupakan depresi tertutup yang luas (Kusumayudha, 2005). Polje memuat kriteria sebagai berikut (Gams, 1978 dalam Haryono, 2008): (1) lantai datar, dapat berupa batuan dasar atau sedimen lepas seperti aluvium; (2) cekungan tertutup dengan lereng terjal paling tidak pada salah satu sisinya; dan (3) mempunyai drainase karst. Lebar dari lembah datar paling sedikit 400 m, tetapi hal ini masih belum pasti. Cvijic (1893 dalam Haryono, 2008) mengambil satu km sebagai batas terendah. Kenyataannya, polje mempunyai ukuran yang beragam.
Ford dan Williams (1989) mengkalsifikasikan polje menjadi tiga sebagai berikut : (1) Border polje, berkembang apabila muka air tanah pada batuan nonkarst terhampar hingga batuan karbonat. (2) Struktural polje, perkembangannya dikontrol oleh struktur geologi. Biasanya berasosiasi dengan graben atau cekungan sesar miring dan dengan batuan impermeable di dalamnya. (3) Baselevel polje, terbentuk apabila regional muka air tanah memotong muka tanah. Pada umumnya berada di bagian bawah (outflow) dari kawasan karst.
Karst tower mengandung dua pengertian, yaitu bahwa tower karst haruslah mempunyai dinding yang vertikal dan terjal (White, 1988; Trudgill, 1985). Pengertian kedua lebih condong kepada proses karstifikasi, yaitu bahwa disebut sebagai karst tower adalah tidak harus berdinding terjal dan tinggi, tetapi munculnya keberadaan bukit-bukit sisa di tengah-tengah lembah-lembah dengan luasan lembah yang lebih luas daripada luasan wilayah bukit karst (Ford dan Williams,1992).
Karst labirin merupakan karst yang dicirikan oleh koridor atau ngarai memanjang yang terkontrol oleh kekar atau sesar. Morfologi karst tersusun oleh blok-blok batugamping yang dipisahkan satu sama lain oleh ngarai atau koridor karst. Karst tipe ini terbentuk karena pelarutan jauh lebih intensif di jalur sesar dan patahan.
Karst Poligonal (kagel/sinusoidal) dicirikan oleh dolin atau cekungan-cekungan yang berhubungan antara satu dengan yang lain. Apabila di sela antar bukit kerucut membentuk cekungan tertutup dengan bentuk seperti bintang, maka dikenal sebagai kockpit.
Demikianlah Artikel Bentuk lahan Karst Makro
Sekianlah artikel Bentuk lahan Karst Makro kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Bentuk lahan Karst Makro dengan alamat link https://sebuahteknologi.blogspot.com/2015/12/bentuk-lahan-karst-makro_31.html