Judul : IPA Biologi Pengertian Arkeobakteria
link : IPA Biologi Pengertian Arkeobakteria
IPA Biologi Pengertian Arkeobakteria
Arkeo dalam bahasa yunani berarti “kuno” sehingga arkeobakteria adalah prokariot yang hidup sejak zaman kuno atau sejak jaman prasejarah, dimana prokariot tersebut masih hidup sampai sekarang, Umumnya hewan arkeobakteria hidup di daerah – daerah yang cukup ekstrem, dimana makhluk hidup lain tidak dapat hidup didalamnya, tetapi arkeobakteria dapat hidup didalamnya, seperti pada suhu dingin yang sangat ekstrem di antartika dimana makhluk hidup lain tidak dapat hidup didalamnya, ada juga yang dapat hidup di daerah yang sangat ekstrem seperti kadar garam dan asam yang tinggi bahkan hidup di daerah yang suhu yang sangat panas. Arkeobakteria memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
1. Metanogen
Mempunyai metanogen kerena metabolisme energinya yang khas, yaitu H2 dimana H2 digunakan untuk mereduksi CO2, sehingga dapat menjadi metana CH4, dalam proses pembentukan hanya bisa dilakukan ketika benar – benar tidak ada oksigen (anaerobik absolut). Pada kelompok metanogen memang tidak menoleransi adanya oksigen pada saat proses pembentukan metana, dan jika ada oksigen maka akan teracuni. Pada lingkungan hidupnya, metanogen hidup didaerah yang berlumpur seperti rawa, dimana di rawa banyak mikroorganisme lain yang sudah menghabiskan oksigen, hasil dari metanogen berbentuk metana yang akan keluar dari lingkungan tersebut dengan berupa gelembung. Metanogen kini sering digunakan oleh petani untuk sebagai bahan bakar, dimana dengan mencampurkan sampah dengan kotoran hewan.
2. Halofil Ekstrem
Halofil memiliki kandungan kata yang berasal dari yunani yaitu halo yang berarti garam, dan philos artinya pecinta, kelompok halofil ekstrem hidup di tempat dengan kadar garam yang sangat tinggi, seperti didaerah laut mati, beberapa spesies halofil
ekstrem memiliki toleransi terhadap salinitas (kadar garam rendah), sementara spesies lainnya memerlukan suatu lingkungan yang sepuluh kali lebih asin dari air laut, untuk dapat tumbuh.
3. Termofil Ekstrem
Sesuai dengan namanya, mikroba termofil dapat bertahan hidup dalam lingkungan panas. Kondisi optimum yang dibutuhkan oleh kelompok ini adalah suhu 60oC – 80oC. Sebagai contoh, genus Sulfolobus dapat hidup di mata air panas sulfur di Yellowstone National Park, dan mendapatkan energinya dengan cara mengoksidasi sulfur. Termofil lain yang dapat memetabolisasi sulfur, hidup pada suhu 105oC di daerah dekat lubang hidrotermal di laut dalam. Seorang ahli dari University of California bernama James Lake, meyakini bahwa termofil ekstrem adalah prokariota yang paling dekat hubungan kekerabatannya dengan eukariota (makhluk hidup
yang selnya sudah mempunyai selaput inti).
- Tidak memiliki selaput inti
- Tidak memiliki organel yang terbukus membaran
- Tidak memiliki peptidoglikan di dinding sel
- Lipad membarnya memiliki beberapa hidrokarbon bercabang
- Memiliki beberapa jenis enzim RNA polimerase
- Ada beberapa gen intron (bagian gen yang bukan untuk pengkodean)
- Memilik pertumbuhan yang tidak terhambat
1. Metanogen
Mempunyai metanogen kerena metabolisme energinya yang khas, yaitu H2 dimana H2 digunakan untuk mereduksi CO2, sehingga dapat menjadi metana CH4, dalam proses pembentukan hanya bisa dilakukan ketika benar – benar tidak ada oksigen (anaerobik absolut). Pada kelompok metanogen memang tidak menoleransi adanya oksigen pada saat proses pembentukan metana, dan jika ada oksigen maka akan teracuni. Pada lingkungan hidupnya, metanogen hidup didaerah yang berlumpur seperti rawa, dimana di rawa banyak mikroorganisme lain yang sudah menghabiskan oksigen, hasil dari metanogen berbentuk metana yang akan keluar dari lingkungan tersebut dengan berupa gelembung. Metanogen kini sering digunakan oleh petani untuk sebagai bahan bakar, dimana dengan mencampurkan sampah dengan kotoran hewan.
2. Halofil Ekstrem
Halofil memiliki kandungan kata yang berasal dari yunani yaitu halo yang berarti garam, dan philos artinya pecinta, kelompok halofil ekstrem hidup di tempat dengan kadar garam yang sangat tinggi, seperti didaerah laut mati, beberapa spesies halofil
ekstrem memiliki toleransi terhadap salinitas (kadar garam rendah), sementara spesies lainnya memerlukan suatu lingkungan yang sepuluh kali lebih asin dari air laut, untuk dapat tumbuh.
3. Termofil Ekstrem
Sesuai dengan namanya, mikroba termofil dapat bertahan hidup dalam lingkungan panas. Kondisi optimum yang dibutuhkan oleh kelompok ini adalah suhu 60oC – 80oC. Sebagai contoh, genus Sulfolobus dapat hidup di mata air panas sulfur di Yellowstone National Park, dan mendapatkan energinya dengan cara mengoksidasi sulfur. Termofil lain yang dapat memetabolisasi sulfur, hidup pada suhu 105oC di daerah dekat lubang hidrotermal di laut dalam. Seorang ahli dari University of California bernama James Lake, meyakini bahwa termofil ekstrem adalah prokariota yang paling dekat hubungan kekerabatannya dengan eukariota (makhluk hidup
yang selnya sudah mempunyai selaput inti).
Demikianlah Artikel IPA Biologi Pengertian Arkeobakteria
Sekianlah artikel IPA Biologi Pengertian Arkeobakteria kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel IPA Biologi Pengertian Arkeobakteria dengan alamat link https://sebuahteknologi.blogspot.com/2015/01/ipa-biologi-pengertian-arkeobakteria.html