Judul : Sistem Komunikasi Satelit
link : Sistem Komunikasi Satelit
Sistem Komunikasi Satelit
Pengertian satelit sebenarnya adalah benda angkasa yang mengelilingi sebuah planet. misalnya planit bumi mempunyai satelit alam, yaitu: Bulan. Dalam sistem telekomunikasi, manusia menempatkan sebuah benda angkasa buatan yang diisi dengan perangkat radio. Benda ini digunakan sebagai repeater di-angkasa.
Satelit buatan yang diluncurkan manusia, akan bergerak mengelilingi bumi dengan perioda putar T sesuai dengan hukum Kepler. Orbit satelit adalah garis lengkung berderajat dua, dengan salah satu fokusnya adalah pusat bumi. Kecepatan tempuh luas juring konstan. Pangkat dua perioda putar sebanding dengan pangkat tiga setengah sumbu panjang.
Dari hukum kepler ketiga didapat:
Jika dipaksakan bentuk orbit harus lingkaran, maka:
dimana R = jari2=6370 km bumi, sedangkan h = jarak satelit muka bumi.
Dengan mengambil T = 24 jam,
maka diperoleh harga h = 36.000 km, dan R+h=42.400 km.
Untuk harga R + h yang lain dan orbit berbentuk lingkaran, maka dapat diperoleh harga T sebagai berikut:
Satelit GSO (geostasionary orbit) dengan ketinggian 35780 km telah lama digunakan sebagai repeater komunikasi di angkasa. Satelit ini bergerak dibidang khatulistiwa, dengan perioda putar 24 jam, sinkron dengan rotasi bumi.
Dengan demikian, maka satelit ini akan terlihat tetap dari satu titik dibumi. Tiap satelit GSO sebenarnya dapat meliput 1/3 bagian bumi. Pada prakteknya, daerah liputan ini dipengaruhi oleh jenis antena yang dipakai di satelit. Kita mengenal liputan global ( 1/3 bumi), atau liputan spot (hanya sebagian kecil saja dari bumi yang diliputnya). besarnya liputan ini juga mempengaruhi power yang dipancarkan dan yang diterima oleh bumi. Jika liputannya global, maka power yang diterima terbagi oleh rata-atas luas liputan.
Masalah utama dari GSO ini adalah jaraknya yang jauh, sehingga dibutuhkan power pancar yang besar, dan penerima yang mempunyai kepekaan yang tinggi. Di samping itu, jarak yang besar juga menimbulkan masalah delay perjalanan gelombang.
Untuk mengatasi masalah tersebut, sekarang ini telah dioperasikan satelit Low Earth Orbit (LEO) ataupun Medium Earth Orbit (MEO), yang berjarak kecil dan ber-delay kecil. Kesulitan utamanya LEO atau MEO adalah: perioda putarnya yang tidak sinkron dengan perioda rotasi bumi. Kekurangan perioda putar ini diatasi dengan menempatkan satelit LEO/MEO dalam suatu bentuk konstelasi yang terus bergerak dan meliput secara bergantian. Di samping itu ada komunikasi antar satelit untuk dapat terus melayani pemakainya.
Harga satelit GSO cukup mahal karena kapasitasnya besar dan kualitasnya harus sangat tinggi untuk menghadapi lingkungan di angkasa luar. Kemudian untuk menempatkan satelit tersebut kendaraan peluncurnya akan lebih mahal lagi dari pada harga satelitnya. Sebaliknya, satelit LEO kapasitasnya tidak terlalu besar tetapi harus bekerja bersama dalam konstelasi banyak satelit. Umumnya, satelit LEO digunakan untuk komunikasi satelit bergerak.
Jumlah harga satelit yang disediakan dan harga kendaraan peluncurnya mungkin dapat lebih mahal dibandingkan dengan GSO. Tetapi jika diperhitungkan dengan investasi stasiun bumi, maka stasiun bumi LEO dapat dioperasikan dengan perangkat yang kecil saja, dan antena juga tidak terlalu besar (sedikit lebih besar dari Hand phone).
Satelit dalam perjalanan hidupnya harus selalu dikendalikan dari bumi supaya kerja dan kedudukannya tidak menyimpang dari ketentuan. Untuk pengendalian diperlukan bahan bakar, terutama pada saat satelit memasuki orbitnya. Selanjutnya, satelit mengorbit pada lintasanya sesuai dengan koodinat yang telah ditetapkan. Untuk kepentingan ini, tenaga yang berperan penting adalah sel surya. Sel surya inilah yang ada pada satelit, dan jumlahnya tidak terbatas. Jika ada kerusakan sel surya atau habis masa pakainya (life time), maka habislah umur satelit ini. Dari uraian di atas, maka umur satelit ditentukan oleh ketahaan sel surya yang terpasang.
Pada Satelit PALAPA menggunakan frekuensi 6 GHz untuk pancaran dari bumi ke satelit (Up link), dan 4 GHz untuk pancaran dari satelit ke bumi (Down link). Pita frekuensi yang dibawanya adalah 500 MHz terbagi dalam 12 kanal satelit (transponder).
Tiap pemancar stasiun bumi dapat memancarkan gelombang pembawanya pada salah satu kanal (transponder) dengan lebar pita frekuensi sesuai kebutuhannya. Gelombang pembawa ini akan diterima oleh satelit, kemudian diperkuat, dan selanjutnya dipancarkan kembali ke bumi. Pancaran satelit ini adalah pancaran broadcast yang dapat diterima oleh semua stasiun bumi (penerima) di daerah liputannya. Berdasarkan sifat pancar dan terima satelit ini, maka satelit dapat menghubungkan titik dimana atau kemanapun dalam daerah lingkupannya. Hubungan yang mungkin adalah: hubungan point to point, point to multipoint, multipoint to multipoint.
Penentuan lokasi stasiun bumi juga sangat bebas dan dapat dipasang hanya dalam orde hari saja jika perangkatnya sudah ada. Tidak seperti pembangunan sistem terestrial yang membutuhkan waktu lama. Di samping itu, permasalahan fading tidak menjadi masalah yang besar untuk komunikasi satelit.
Demikianlah Artikel Sistem Komunikasi Satelit
Sekianlah artikel Sistem Komunikasi Satelit kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Sistem Komunikasi Satelit dengan alamat link https://sebuahteknologi.blogspot.com/2014/05/sistem-komunikasi-satelit.html