Judul : Pemeriksaan Sinyal Input dan Output
link : Pemeriksaan Sinyal Input dan Output
Pemeriksaan Sinyal Input dan Output
Langkah-langkah yang dilakukan:
- Baca buku petunjuk (manual instruksi) untuk mengetahui cara kerja & elemen dasar dari alat yang terkait.
- Tipe sensor/transduser tahu, maka mesti tahu sinyal keluarannya yang benar
- Tahu aktuator yang digunakan, maka tentu tahu hasil sinyal output yang benar
- Tentu akan mendapat bagian peralatan yang rusak untuk dibetulkan
Cara pengukurannya sbb:
- Pengukuran sinyal input AC (keluaran dari transduser) lebih baik menggunakan osiloskop (impedansi tinggi) untuk melihat frekuensi, amplitudo dan distorsi, serta tidak membebani rangkaian yang ada.
- Pengukuran sinyal input DC dari output transduser membutuhkan probe impedansi tinggi dan sebuah meter yang sangat sensitif (milivolt/mikrovolt).
- Mengukur sinyal output solenoid dan motor biasanya sekitar 5 sampai beberapa ratusan volt, yang dapat diukur oleh voltmeter standar (Untuk mengetahui apakah tegangan tersebut AC atau DC sesuai dengan motor berdasarkan tabel pada Gambar 3). Untuk menghasilkan gerak linier pada solenoid, membutuhkan pulsa AC atau DC.
- PhneumatiK dan hidraulik pada dasarnya merupakan keran udara atau zat cair dan gas yang dikendalikan oleh solenoid yang membuka/menutup (tidak ada yang harus diperbaiki elektroniknya pada bagian ini).
Pembatasan signal-tracing
- Metoda Signal-tracing kurang cocok dan tidak dianjurkan untuk diterapkan pada sistem servo loop tertutup, karena akan menjadi rumit/ lambat/ kaku dalam pemeriksaannya, serta harus tahu betul tentang diagram rangkaiannya.
- Harus tersedia peralatan ukur yang presisi, karena harus dapat untuk mengukur bermacam-macam level tegangan dari yang sangat kecil (output transduser) sampai yang besar (output penguat), serta tidak membebani rangkaian tersebut.
- Harus tersedia manual sistem serta data book dari komponen yang digunakan, untuk melihat data input/output sebuah komponen.
- Lebih cocok untuk sistem loop terbuka, sistem digital, TV, HIFI, dll (yang perubahan sinyalnya sederhana).
Menggunakan teknik resistansi tegangan
- Jarang digunakan di dalam perbaikan instrumentasi dan kendali industri.
Walaupun sudah diketahui bagian dari peralatan, bagaimanapun juga tidak boleh mengukur tegangan dan resistansi tanpa mempunyai data book yang sangat rinci dari pabrik, karena sistem kendali industri selalu memperlakukan tingkatan daya yang berubah-ubah. Ini berarti, pengukuran tegangan hanya boleh ditampilkan dengan instrument yang berbeda. - Sebelum memulai pengukuran, perhatikan secara seksama data manufakturnya untuk kondisi, dimana seharusnya pengukuran dimulai.
- Pertimbangan terpenting yang lainnya adalah impedansi peralatan.
Jika sudah ditetapkan pada data manufaktur, yakinkan! bahwa: meter mengikuti data yang ada pada data manufaktur untuk tidak semakin membebani peralatan tersebut. - Kebanyakan tranduser mempunyai impedansi yang rendah, tetapi ketika impedansi tinggi output menggunakan meter yang salah, maka dapat mengurangi beban sirkuit. Hati-hati terhadap tranduser yang menggunakan bridge. Jika kita menghubungkan meter yang impedansinya rendah pada bridge, maka sistem menjadi tidak stabil dan menghasilkan pembacaan yang salah (gambar 7.9)
- Pengetesan bridge ini secara sederhana, dengan mengukur resistansi DC pada setiap kaki, biasanya bernilai 100 Ohm. Ketika bebannya maksimum, maka akan ada penurunan kecil (2-3 Ohm) pada bridge, dan ini akan sulit dideteksi oleh Ohmmeter. Karena itu, dengan menggunakan penguatan differrential amplifier dalam keadaan tanpa beban dan beban penuh, maka perbedaaan sinyal output akan menunjukkan apakah bridge bekerja dengan baik atau tidak.
- Memang, dalam teknik Resistansi-Tegangan tidak banyak menggunakan peralatan ukur (hanya cukup sebuah multimeter saja). Tetapi disini harus dipilih sebuah multimeter yang sesuai dengan yang diinginkan.
- Penggunaan lain pada kendali industri adalah tegangan dan penguat daya. Intinya, sebenarnya ini sama jenisnya dengan penguat AC yang ditemukan pada penguat audio dan peralatan Hi-Fi. Untuk itu, maka saat ditemukan rangkaian kendali industri yang berisi penguat tegangan atau penguat daya, maka ketika dicoba, dicari kerusakannya.
PELACAKAN KERUSAKAN ALAT KONTROL INDUSTRI | |
1. Pengetahuan Peralatan Kontrol Indutri 2. Pemeriksaan Sinyal Input dan Output 3. Menggunakan Teknik Sympton Function | 4. Mencari Kerusakan Komponen 5. Contoh Kasus |
Demikianlah Artikel Pemeriksaan Sinyal Input dan Output
Sekianlah artikel Pemeriksaan Sinyal Input dan Output kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Pemeriksaan Sinyal Input dan Output dengan alamat link https://sebuahteknologi.blogspot.com/2015/01/pemeriksaan-sinyal-input-dan-output.html