Judul : TERJEMAH KITAB FUTUUHUL GHAIB 32 (Syeikh Abdul Qodir al-Jailani ra)
link : TERJEMAH KITAB FUTUUHUL GHAIB 32 (Syeikh Abdul Qodir al-Jailani ra)
TERJEMAH KITAB FUTUUHUL GHAIB 32 (Syeikh Abdul Qodir al-Jailani ra)
Futuuhul ghoib
المقالة الثانية والثلاثون
فـي عـدم الـمـشــاركـة فـي مـحـبـة الـحـق
قـال رضـي الله تـعـالى عـنـه و أرضـاه : ما أكثر ما تقول كل من أحبه لا تدوم محبتي إياه فيحال بيننا إما بالغيبة أو بالموت أو بالعداوة وأنواع المال بالتلف والفوات من اليد، فيقال لك : أما تعلم يا محبوب الحق المعنى المنظور إليه المغار عليه، ألم تعلم أن الله عزَّ وجلَّ غيور خلقك وتروم أن تكون لغيره، أما سمعت قوله عزَّ وجلَّ : }يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ{.المائدة54. وقوله تعالى : }وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ{.الذاريات56. أما سمعت قول الرسول صلى الله عليه وسلم : (إذا أحب الله عبدا ابتلاه فإن صبر افتناه. قيل يا رسول الله و ما افتناه. قال لم يذر له مالا ولا ولدا). وذلك لأنه إذا كان له مال وولد أحبهما فتنقص وتجزي فتصير مشتركة بين الله عزَّ وجلَّ وبين غيره والله تعالى لا يقبل الشريك وهو غيور قاهر فوق كل شئ غالب لكل شئ فيهلك شريكه ويعدمه ليخلص قلب عبده له من غير شريك فيتحقق حينئذ قوله عزَّ وجلَّ : }يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ{.المائدة54. حتى إذا تنظف القلب من الشركاء والأنداد من الأهل والمال والولد واللذات والشهوات وطلب الولايات والرياسات والكرامات والحالات والمنازل والمقامات والجنات والدرجات والقربات والزلفات فلا يبقى في القلب إرادة ولا أمنية يصير كالإناء المنثلم الذي لا يثبت فيه مائع لأنه أنكسر لفعل الله عزَّ وجلَّ كلما تجمعت فيه إرادة كسرها فعل الله وغيرته فضربت حوله سرادقات العظمة والجبروت والهيبة وأحضرت من دونها خنادق الكبرياء والسطوة فلم يخلص إلى القلب إرادة شئ من الأشياء والكرامات والحكم والعلم والعبادات فإن جميع ذلك يكون خارج القلب فلا يغار الله عزَّ وجلَّ بل يكون جميع ذلك كرامة من الله لعبده ولطفا به ونعمة ورزقا ومنفعة للواردين عليه فيكرمون به ويرحمون ويحفظون لكرامته على الله عزَّ وجلَّ فيكون خفيراً لهم وكنفا وحرزا وشفيعا دنيا وأخرى.
Risalah 32
Mutiara karya Syeikh Abdul Qodir Jailani
Betapa sering kau berkata, "Siapa pun yang kucintai, cintaku kepadanya tak abadi. Perpisahan memisahkan kita, baik melalui ketakhadiran, kematian, permusuhan, kebinasaan ataupun lenyapnya kekayaan." Tidakkah kau tahu, wahai yang beriman kepada Allah, yang kepadanya Allah menganugrahkan karunia-karunia-Nya, yang diperhatikan oleh Allah, yang dilindungi oleh Allah. Tidakkah kau tahu bahwa sesungguhnya Allah cemburu. Ia telah menciptakanmu demi Diri-Nya sendiri. Kenapa kau ingin menjadi milik selain-Nya. Belumkah kau dengar firman-Nya:
"Ia mencintai mereka, mereka pun mencintai-Nya." (QS 5:54)
"Dan tak Kuciptakan jin dan manusia, kecuali agar mereka mengabdi-Ku." (QS 51:56)
Atau, belumkah kau dengar sabda Nabi: "Bila Allah mencintai seorang hamba, maka ia mengujinya; bila ia sabar, maka Ia memeliharanya." Ia ditanya: "Ya Rasulullah (saw.), bagaimana pemeliharaan-Nya?" Ia berkata: "Ia tak menyisihkan baginya kekayaan atau anak."
Karena bila ia memiliki kekayaan atau anak yang dicintainya, maka cintanya kepada Tuhannya terbagi, kemudian sirna, kemudian terbagikan antara Allah dan selain-Nya. Ia cemburu. Ia Mahakuasa atas segala suatu. Lalu ia dibinasakan-Nya, untuk menguasai hati hamba-Nya demi Diri-Nya Sendiri. Maka kebenaran firman Allah akan terbukti: "Ia akan mencintai mereka, dan mereka akan mencintaiNya." (QS 5:54)
Sampai akhirnya hati menjadi bersih dari segala selain Allah dan berhala-berhala seperti istri, harta, anak, kesenangan dan kerinduan akan kekuasaan, kerajaan, keajaiban, keadaan ruhani, taman-taman surga, maqam ruhani dan kedekatan dengan Allah - tiada tujuan dan kehendak di hatinya. Maka, hatinya akan menjadi seperti sebuah bejana berlubang, yang di dalamnya tiada cairan pun bisa tinggal. Sebab, ia kini telah diremuk-redamkan oleh tindakan Allah dan kecemburuan-Nya. Maka, tirai-tirai keluhuran, kekuatan dan kehebatan menyelubunginya, dan parit-parit keagungan mengitarinya. Maka, tiada kehendak akan sesuatu mampu mendekati hatinya. Tiada harta, anak, istri, sahabat, keajaiban, wewenang dan daya tafsir, mampu merusak hatinya. Karenanya, semua itu takkan membangkitkan kecemburuan Allah, tapi akan menjadi tanda kemuliaan dari-Nya bagi hamba-Nya, kelembutan-Nya terhadapnya, rahmat dan karunia-Nya, dan hal yang bermanfaat bagi mereka yang menuju kepada-Nya. Dengan demikian, orang-oang ini termuliakan oleh ini dan dilindungi melalui kemuliaan dari Allah ini, yang akan menjadi penjaga, pelindung dan perantara mereka dalam kehidupan ini dan di akhirat.
Demikianlah Artikel TERJEMAH KITAB FUTUUHUL GHAIB 32 (Syeikh Abdul Qodir al-Jailani ra)
Sekianlah artikel TERJEMAH KITAB FUTUUHUL GHAIB 32 (Syeikh Abdul Qodir al-Jailani ra) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel TERJEMAH KITAB FUTUUHUL GHAIB 32 (Syeikh Abdul Qodir al-Jailani ra) dengan alamat link https://sebuahteknologi.blogspot.com/2013/07/terjemah-kitab-futuuhul-ghaib-32-syeikh.html