Judul : "Tambahan Waktu" kepada Makmum Masbuq untuk Membaca Faatihah
link : "Tambahan Waktu" kepada Makmum Masbuq untuk Membaca Faatihah
"Tambahan Waktu" kepada Makmum Masbuq untuk Membaca Faatihah
[1x01-052012]-"Tambahan Waktu" kepada Makmum Masbuq untuk Membaca Faatihah
Sekedar share, mungkin pernah waktu salat mengalami suatu permasalahan tertentu. Ini ada sedikit ilmu mbok menawa bermanfaat. Permasalahan ini saya tanyakan di grup PISS-KTB (Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah - https://www.facebook.com/groups/piss.ktb/) dan mendapat jawaban seperti di bawah ini. Beberapa akun FB yang saya sertakan di thread diskusi ini antara lain:
Pertanyaan:
Fahmi Auliya Tsani:
Mau tanya masalah salat wajib. Misalkan, saya sedang salat dhuhur/asar sendirian kemudian saya tahu ada orang yang makmum kepada saya. Posisi, saya sudah selesai baca fatihah dan surat pendek (hampir rukuk) kemudian orang tersebut makmum ke saya. Pertanyaannya, salahkah jika saya memberi sedikit waktu kepada orang tersebut untuk paling tidak baca fatihah? Atau saya langsung saja melanjutkan gerakan salat saya yaitu ke rukuk?
Jawaban:
>>> Raden Mas NegeriAntahberantah:
Lanjutkan gerakan solat ...
Sunnah menanti orang yang baru masuk salat yang bermaksud untuk bermakmum disaat:
Hal ini dilakukan dengan syarat:
Tidak sunnah menanti:
[Fathul Mu'in 2/12-13]
>>> Imam Syafi'i:
Maaf, Sedulur-Sedulur. Yang dtanyakan:
>>> Raden Mas NegeriAntahberantah:
Menurut sepemahaman saya, pada kasus diatas maka lanjutkan saja rukuk dan tunggu sekedarnya (sampai sekiranya makmum bisa mengikuti rukuknya).
>>> Imam Syafi'i:
Betul, Kang. Ibarot dari [Fathul Wahhab]:
Yang pernah saya baca yaitu ketika Nabi rukuk datang malaikat Jibril meletakkan sayapnya, sehingga beliau tidak bangkit dari rukuk sampai Ali bin Abu Thalib datang dan bermakmum. Ali bin Abi Thalib terlambat datang lantaran di jalan di depannya ada orang tua yang sedang berjalan. Beliau tidak berani mendahului orang tua tersebut karena menghormatinya.
Riwayat di atas, Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wasallam 'menunggu' Sayyidinaa Ali dalam posisi rukuk. Cerita di atas kalau tidak salah ada dalam kitab [Al 'Ushfuriyyah]. Kalau ada yang punya kitab tersebut bisa ditulis ta'birnya di sini.
>>> Cinta Aulia:
Akhi Imam Syafi'i, dalam kitab [Nazhatul Majaalis] ada.
>>> Ghufron Bkl:
Sunah bagi imam atau orang yang salat sendirian menunggu orang yang hendak berjama'ah di waktu rukuk dan tasyahud akhir. [I'anah 2/12]
>>> Rampak Naung:
Maaf si penanya mengatakan "memberi waktu sedikit minimal baca faatihah", apa waktu sekedar membaca faatihah dikategorikan lama? Karena lama tidak ada batasannya maka dikembalikan ke urf.
Makhruh:
Juga yang dimakruhkan kalau memperlama atau memperpanjang bukan karena Allah.
Sunnah, kalau memperlama atau menunggu karena Allah.
Haram
Bahkan menunggu atau memperlama bisa haram kalau karena kasihan. [Fathun Mu'in hal. 35]
>>> Ghufron Bkl:
Yang sunah intizhor di waktu rukuk atau tasyahud akhir. Dan yang makruh jika memanjangkan salat secara umum, seperti bacaan suratnya dipanjangkan
>>> Ibnu Toha:
Pendapat Imam Nawawi: Yang shahih adalah sunnah secara mutlak, dengan syarat makmum yang ditunggu tersebut sudah ada di dalam masjid dan tdak dirasakan menunda-nunda, berniat taqarrub dan tidak ada unsur pengkhususan terhadap makmum tersebut.
[Majmu' Syarh Muhadzdzab]
Ta'bir Majmu' yang pertama merupakan penjelasan dari Muhadzdab berikut:
Kesimpulan [Majmu' 4/231]
>>> Dzu Dzihni:
"Orang yang sedang salat yang merasakan kehadiran orang lain, sedangkan dia dalam keadaan berdiri, tidak disunahkan baginya menunggu sesuai madzhab syafi'i. Dan rangkuman dari hal tersebut, pendapat yang shahih disunahkan menunggu pada waktu rukuk dan tasyahhud akhir dan makruh di selain keduanya".
>>> Raden Mas NegeriAntahberantah:
Kesimpulannya disampaikan pada komentarnya mas Syafi'i dan diterjemahkan sama mas Dzu.
-----------------------------------------------------------------------
Saya ambil seperlunya dari https://www.facebook.com/groups/piss.ktb/permalink/347775651911916/ dengan beberapa pengubahan kata. Semoga bermanfaat dan jika ada kekurangan mohon maaf. Mohon koreksinya. :)
Keyword: fikih salat, fiqih salat, makmum masbuq, menunggu makmum, persoalan salat
Sekedar share, mungkin pernah waktu salat mengalami suatu permasalahan tertentu. Ini ada sedikit ilmu mbok menawa bermanfaat. Permasalahan ini saya tanyakan di grup PISS-KTB (Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah - https://www.facebook.com/groups/piss.ktb/) dan mendapat jawaban seperti di bawah ini. Beberapa akun FB yang saya sertakan di thread diskusi ini antara lain:
- Raden Mas NegeriAntahberantah - https://www.facebook.com/WongCiLikNgeLmuSitik
- Imam Syafi'i - https://www.facebook.com/muhammad.ahmad.9003
- Cinta Aulia - https://www.facebook.com/profile.php?id=100003336498380
- Ghufron Bkl - https://www.facebook.com/profile.php?id=100002506896913
- Rampak Naung - https://www.facebook.com/profile.php?id=100003201329033
- Ibnu Toha - https://www.facebook.com/ibnu.toha.5
- Dzu Dzihni - https://www.facebook.com/dzu.dzihni
Pertanyaan:
Fahmi Auliya Tsani:
Mau tanya masalah salat wajib. Misalkan, saya sedang salat dhuhur/asar sendirian kemudian saya tahu ada orang yang makmum kepada saya. Posisi, saya sudah selesai baca fatihah dan surat pendek (hampir rukuk) kemudian orang tersebut makmum ke saya. Pertanyaannya, salahkah jika saya memberi sedikit waktu kepada orang tersebut untuk paling tidak baca fatihah? Atau saya langsung saja melanjutkan gerakan salat saya yaitu ke rukuk?
Jawaban:
>>> Raden Mas NegeriAntahberantah:
Lanjutkan gerakan solat ...
وكره له تطويل وإن قصد لحوق آخرين
"Makruh baginya (imam) memperpanjang salatnya, meskipun bertujuan supaya orang lain bisa menyusulnya" [Fathul Mu'in 2/14]ويسن لإمام ومنفرد انتظار داخل محل الصلاة مريدا الاقتداء به في الركوع والتشهد الأخير لله تعالى بلا تطويل وتمييز بين الداخلين ولو لنحو علم وكذا في السجدة الثانية ليلحق موافق تخلف لإتمام فاتحة لا خارج عن محلها وأن صغر المسجد ولا داخل يعتاد البطء وتأخير الإحرام إلى الركوع بل يسن عدمه زجرا له
Sunnah menanti orang yang baru masuk salat yang bermaksud untuk bermakmum disaat:
- rukuk & tasyahud akhir,
- juga pada sujud ke dua agar makmum muwafik bisa menyempurnakan fatihahnya.
Hal ini dilakukan dengan syarat:
- hanya karena Allah Ta'ala,
- tidak boleh memanjangkan dan juga membeda-bedakan orang yang masuk
Tidak sunnah menanti:
- orang yang diluar tempat salat, meski masjidnya kecil
- juga orang yang memang keboasaan lambat dan mengakhirkan takbiratul ihram sampai waktunya rukuk. Bahkan tidak menantinya adalah sunnah untuk memberi pelajaran baginya.
[Fathul Mu'in 2/12-13]
>>> Imam Syafi'i:
Maaf, Sedulur-Sedulur. Yang dtanyakan:
Posisi, saya sudah selesai baca fatihah dan surat pendek (hampir rukuk) sementara ibarotnya:
في الركوع والتشهد الأخير
>>> Raden Mas NegeriAntahberantah:
Menurut sepemahaman saya, pada kasus diatas maka lanjutkan saja rukuk dan tunggu sekedarnya (sampai sekiranya makmum bisa mengikuti rukuknya).
>>> Imam Syafi'i:
Betul, Kang. Ibarot dari [Fathul Wahhab]:
وإلا أي وإن كان الانتظار في غير الركوع والتشهد الآخر أو فيهما وأحس بخارج عن محل الصلاة أو لم يكن انتظاره لله كالتودد إليهم واستمالة قلوبهم أو بالغ في الانتظار أو ميز بين الداخلين كره
Berarti makruh.Yang pernah saya baca yaitu ketika Nabi rukuk datang malaikat Jibril meletakkan sayapnya, sehingga beliau tidak bangkit dari rukuk sampai Ali bin Abu Thalib datang dan bermakmum. Ali bin Abi Thalib terlambat datang lantaran di jalan di depannya ada orang tua yang sedang berjalan. Beliau tidak berani mendahului orang tua tersebut karena menghormatinya.
Riwayat di atas, Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wasallam 'menunggu' Sayyidinaa Ali dalam posisi rukuk. Cerita di atas kalau tidak salah ada dalam kitab [Al 'Ushfuriyyah]. Kalau ada yang punya kitab tersebut bisa ditulis ta'birnya di sini.
>>> Cinta Aulia:
Akhi Imam Syafi'i, dalam kitab [Nazhatul Majaalis] ada.
>>> Ghufron Bkl:
Sunah bagi imam atau orang yang salat sendirian menunggu orang yang hendak berjama'ah di waktu rukuk dan tasyahud akhir. [I'anah 2/12]
>>> Rampak Naung:
Maaf si penanya mengatakan "memberi waktu sedikit minimal baca faatihah", apa waktu sekedar membaca faatihah dikategorikan lama? Karena lama tidak ada batasannya maka dikembalikan ke urf.
Makhruh:
ويكره له (اي للامام) تطويل (اي الصلاة) وان قصد لحوق آخرين
Juga yang dimakruhkan kalau memperlama atau memperpanjang bukan karena Allah.
ويسن للامام ومنفرد انتظار الى لله تعالى
Sunnah, kalau memperlama atau menunggu karena Allah.
Haram
قال الفوراني يحرم الانتظار للتودد
Bahkan menunggu atau memperlama bisa haram kalau karena kasihan. [Fathun Mu'in hal. 35]
>>> Ghufron Bkl:
Yang sunah intizhor di waktu rukuk atau tasyahud akhir. Dan yang makruh jika memanjangkan salat secara umum, seperti bacaan suratnya dipanjangkan
>>> Ibnu Toha:
Pendapat Imam Nawawi: Yang shahih adalah sunnah secara mutlak, dengan syarat makmum yang ditunggu tersebut sudah ada di dalam masjid dan tdak dirasakan menunda-nunda, berniat taqarrub dan tidak ada unsur pengkhususan terhadap makmum tersebut.
والصحيح استحباب الانتظار مطلقا بشروط ان يكون المسبوق داخل المسجد حين الانتظار وألا يفحش طول الانتظار وان يقصد به التقرب الي الله تعالي لا التودد الي الداخل وتمييزه وهذا معنى قولهم لا يميز بين داخل وداخل
[Majmu' Syarh Muhadzdzab]
>>> Imam Syafi'i:
Menunggunya pada saat apa, mas Toha? Coba perhatikan ta'bir [Majmu' 4/230] selengkapnya:
(الشرح) إذا دخل الامام في الصلاة ثم طول لانتظار مصل فله أحوال احدها ان يحس وهو راكع من يريد الاقتداء فهل ينتظره فيه قولان (اصحهما) عند المصنف والقاضي ابي الطيب والاكثرين يستحب انتظاره (والثانى) يكره وقال كثيرون من الاصحاب لا يستحب الانتظار وإنما القولان في انه يكره ام لا وهذه طريقة الشيخ ابي حامد وطائفة قال القاضى أبو الطيب هذه الطريقة غلط لان الشافعي نص علي الاستحباب في الجديد وقال آخرون لا يكره وإنما القولان في استحبابه وعدمه وقيل ان عرف عين الداخل لم ينتظره وإلا انتظره وقيل ان كان ملازما للجماعة انتظره وإلا فلا وقيل ان لم يشق علي المأمومين انتظر والا فقولان وقيل لا ينتظر قطعا وإذا اختصرت هذا الخلاف وجعلته اقوالا كان خمسة (احدها) يستحب الانتظار (والثاني) يكره (والثالث) لا يستحب ولا يكره (والرابع) يكره انتظار معين دون غيره (والخامس) ان كان ملازما انتظره والا فلا والصحيح استحباب الانتظار مطلقا بشروط ان يكون المسبوق داخل المسجد حين الانتظار وألا يفحش طول الانتظار وان يقصد به التقرب الي الله تعالي لا التودد الي الداخل وتمييزه وهذا معنى قولهم لا يميز بين داخل وداخل فان قلنا لا ينتظر فانتظر لم تبطل صلاته علي المذهب وبه قطع الجمهور
Lihat pula [Majmu' 3/387]
(والثانى) ان من احس بداخل وهو في القيام لا يستحب له انتظاره علي المذهب وانما اختلفوا في انتظاره في الركوع والتشهد
Ta'bir Majmu' yang pertama merupakan penjelasan dari Muhadzdab berikut:
قال المصنف رحمه الله * (وإذا أحس بداخل وهو راكع ففيه قولان (أحدهما) يكره أن ينتظر لان فيه تشريكا بين الله عزوجل وبين الخلق في العبادة وقد قال الله تعالى (ولا يشرك بعبادة ربه أحدا) (والثانى) يستحب أن ينتظر وهو الاصح لانه انتظار ليدرك به الغير ركعة فلم يكره كالانتظار في صلاة الخوف
Memang benar ada khilaf ketika menunggu di selain rukuk dan tasyahhud, namun sebagaimana dikatakan oleh Imam Nawawi:
Berikut ta'bir yang menerengkan khilaf tersebut:
ان من احس بداخل وهو في القيام لا يستحب له انتظاره علي المذهب
Berikut ta'bir yang menerengkan khilaf tersebut:
(الحال الثالث) أن يحس به في غير الركوع والتشهد كالقيام والسجود والاعتدال والتشهد الاول ففيه طرق اصحها وبه قطع المصنف والاكثرون لا ينتظره لعدم الحاجة إليه لان الانتظار ممكن في الركوع والتشهد ولا يفوت بغيرهما مقصود والثانى في الانتظار الخلاف كالركوع حكاه امام الحرمين وآخرون والثالث لا ينتظر في غير القيام وفى القيام الخلاف فان قلنا ينتظر فشرطه ما سبق والا ففى بطلان الصلاة الخلاف السابق فهذا ملخص حكم المذهب في المسألة وهى طويلة مشعبة والمختصر منها ان الصحيح استحباب الانتظار في الركوع والتشهد الاخير وكراهته في غيرهما وانه إذا قلنا يكره فطول لا تبطل
Coba perhatikan penjelasan Imam Nawawi:
والمختصر منها ان الصحيح استحباب الانتظار في الركوع والتشهد الاخير وكراهته في غيرهما
Wallaahu A'lam.
والمختصر منها ان الصحيح استحباب الانتظار في الركوع والتشهد الاخير وكراهته في غيرهما
Ringkasan dari masalah di atas:
pendapat yang shahih sunnah menunggu saat rukuk dan tasyahhud akhir, dan makruh diselain keduanya.
Aafwan, in uriidu illaa al ishlaah wamaa taufiiqii illaa billaah.
>>> Rampak Naung:
Semua kalau karena Allah sunnah.
>>> Ibnu Toha:
Imam Syafi'i: Menunggunya pada saat apa, mas Toha?
-> Itu ringkasan beliau, menunggu apa saja muthalaqan (bisa tasyahhud, rukuk, apalagi berdiri yang sudah jelas masih bisa mengikuti satu rakaat bagi makmum). Baca lagi:
-> Itu ringkasan beliau, menunggu apa saja muthalaqan (bisa tasyahhud, rukuk, apalagi berdiri yang sudah jelas masih bisa mengikuti satu rakaat bagi makmum). Baca lagi:
والصحيح استحباب الانتظار مطلقا بشروط ان يكون المسبوق داخل المسجد حين الانتظار وألا يفحش طول الانتظار وان يقصد به التقرب الي الله تعالي لا التودد الي الداخل وتمييزه وهذا معنى قولهم لا يميز بين داخل وداخل
>>> Dzu Dzihni:
"Dan yang shahih disunahkan menunggu secara mutlak dengan syarat makmum masbuq masuk ke dalam masjid pada waktu masa tunggu, jika tidak, menunggu lama itu buruk, dan bertujuan untuk taqarrub kepada Allah bukan karena rasa kasihnya kepada orang yang masuk masjid dan membedakannya, dan hal ini adalah makna ucapan ulama tidak membedakan diantara satu orang yang masuk masjid dan satu orang yang lain".
>>> Imam Syafi'i:
Imam Syafi'i: Menunggunya pada saat apa, mas Toha?
-> Itu ringkasan beliau, menunggu apa saja muthalaqan (bisa tasyahhud, rukuk apalagi berdiri yang sudah jelas masih bisa mengikuti satu rakaat bagi makmum). Baca lagi:
والصحيح استحباب الانتظار مطلقا بشروط ان يكون المسبوق داخل المسجد حين الانتظار وألا يفحش طول الانتظار وان يقصد به التقرب الي الله تعالي لا التودد الي الداخل وتمييزه وهذا معنى قولهم لا يميز بين داخل وداخل
======
Maaf, mas Toha. Sepertinya njenengan kurang cermat. Coba baca ta'bir sebelumnya dan juga ta'bir sesudahnya (di atas sudah saya posting). Matur nuwun.
Maaf, mas Toha. Sepertinya njenengan kurang cermat. Coba baca ta'bir sebelumnya dan juga ta'bir sesudahnya (di atas sudah saya posting). Matur nuwun.
Dan baca juga [Majmu' 3/387]
ان من احس بداخل وهو في القيام لا يستحب له انتظاره علي المذهب
Kesimpulan [Majmu' 4/231]
والمختصر منها ان الصحيح استحباب الانتظار في الركوع والتشهد الاخير وكراهته في غيرهما
>>> Dzu Dzihni:
"Orang yang sedang salat yang merasakan kehadiran orang lain, sedangkan dia dalam keadaan berdiri, tidak disunahkan baginya menunggu sesuai madzhab syafi'i. Dan rangkuman dari hal tersebut, pendapat yang shahih disunahkan menunggu pada waktu rukuk dan tasyahhud akhir dan makruh di selain keduanya".
>>> Raden Mas NegeriAntahberantah:
Kesimpulannya disampaikan pada komentarnya mas Syafi'i dan diterjemahkan sama mas Dzu.
-----------------------------------------------------------------------
Saya ambil seperlunya dari https://www.facebook.com/groups/piss.ktb/permalink/347775651911916/ dengan beberapa pengubahan kata. Semoga bermanfaat dan jika ada kekurangan mohon maaf. Mohon koreksinya. :)
Keyword: fikih salat, fiqih salat, makmum masbuq, menunggu makmum, persoalan salat
Demikianlah Artikel "Tambahan Waktu" kepada Makmum Masbuq untuk Membaca Faatihah
Sekianlah artikel "Tambahan Waktu" kepada Makmum Masbuq untuk Membaca Faatihah kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel "Tambahan Waktu" kepada Makmum Masbuq untuk Membaca Faatihah dengan alamat link https://sebuahteknologi.blogspot.com/2012/05/waktu-kepada-makmum-masbuq-untuk.html