Muslim, Bukan Moslem

Muslim, Bukan Moslem - Hallo sahabat STREAMING GRATIS, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Muslim, Bukan Moslem, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Islam, Artikel RELIGI, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Muslim, Bukan Moslem
link : Muslim, Bukan Moslem

Baca juga


Muslim, Bukan Moslem

Muslim, Bukan MoslemKali ini saya akan membagi suatu artikel yang menurut saya adalah sebuah pemberitahuan atau himbauan bagi setiap muslim khususnya. Artikel kali ini saya dapat dari kerendanunik, yang berjudul Tulislah Muslim, bukan Moslem. Ya, mengapa kita harus menulis Muslim Bukan Moslem ? berikut penjelasannya,

Curriculum vitae (CV) biasanya berisi tentang biodata, mulai dari nama, tempat dan tanggal lahir, status, pendidikan, alamat, hingga agama. Nah, ketita kita menuliskan agama, khususnya bagi yang beragama Islam, sering menuliskan kata Moslem untuk religion, bukan Muslim. Demikian juga ketika ditanya apakah agamamu dalam bahasa Inggris, sering dijawab dengan “I’m Moslem,” kata ini jelas salah. Seharusnya dia menjawabnya dengan I’m Muslim. Lalu dimanakah letak kesalahannya? Mari kita telusuri lebih jauh.

Sejarah 

Dulu, orang Barat sering menyebut pengikut Nabi Muhammad SAW(orang Islam/Muslim) dengan sebutan Mohammedans, atau Mahometans. Dalam bahasa Inggris kuno, kata ini bisanya digunakan sebagai kata benda atau kata sifat yang berhubungan dengan Nabi Muhammad, agama Islam, atau praktik ibadah yang dilaksanakan oleh umat Islam.

Kata Mohammedans digunakan pertama kali sekitar tahun 1529 Masehi. Namun, karena dikira-kira tidak pas, lalu pada1663 Masehi diganti dengan Muhammedanus, yang artinya juga pengikut Muhammad.

Sejarahnya, orang Kristen di Eropa atau Barat, hingga abad ke-13, menilai ada pandangan yang salah terhadap keyakinan Muhammad. Mereka mengira, umat Islam itu menyembah Muhammad, bukan Allah sebagai Tuhan. Bahkan, sejumlah literatur Eropa pun banyak yang memahami bahwa umat Islam itu menyembah Muhammad sebagai dewa. Tak hanya di Eropa, hal senada juga berlaku di kekaisaran Roma yang menyebut pengikut Nabi Muhammad SAW atau umat Islam dengan sebutan Mahomet.

Namun, seiring perkembangannya, para ahli bahasa menemukan adanya kejanggalan dengan penggunaan istilah itu. Mereka kemudian menyebut umat Islam dengan panggilan Moslem (Eropa) atau Mosulman di Persia. Kata ini terus berlaku hingga pertengahan abad ke-20. Dan sejumlah umat Islam pun bangga ketika mereka disebut dengan Moslem. Jadilah kata itu digunakan terus menerus, bahkan sebagian hingga saat ini.

Tahukah Anda apakah makna Moslem? Orang Islam. Benar, tapi kata itu sesungguhnya adalah merendahkan diri yang maknanya senada dengan orang Islam yang selama ini mereka kenal, yakni suka berperang, dan menegakkan aturan dengan pedang.

Arti
Dalam bahasa Inggris, kata Moslem atau Muslim memiliki arti yang sama. Namun, hal itu berbeda dengan bahasa Arab. Dua kata tersebut memiliki makna yang berbeda. Dalam bahasa Arab, Muslim adalah orang yang tunduk dan sepenuhnya patuh kepada Allah. Dan sesuai akar katanya, Islam adalah tunduk, atau patuh. Sebaliknya kata Moslem, dalam bahasa Arab memiliki makna orang yang jahat atau berlaku tidak adil. Seperti orang Inggris menyebut Mozlem dengan huruf zet (z).


Pendapat

The American Heritage Dictionary (1992) mencatat, dibandingkan dengan kata Moslem, sesungguhnya yang paling tepat digunakan untuk orang Islam adalah Muslim. Dan inilah kata yang paling disukai dibandingkan Moslem. Karena itu, now almost everybody uses Muslim.

Menurut Center for Nonproliferation Studies (Pusat Studi Nonproliferasi) juga menyetujui kata Muslim dibandingkan Moslem. Menurut lembaga ini, sangat tidak pas menyebut umat Islam dengan kata Moslem karena kata ini sangat sensitif untuk digunakan yang cenderung merendahkan.

Bagi banyak orang, dua kata ini (Muslim atau Moslem) hanya diferensiasi ejaan dan masalah linguistik (bahasa) saja. Kata Muslim atau Moslem banyak digunakan sebagai kata benda. Tetapi sejumlah intelektual dan penulis Muslim, justru menggunakan kata Moslem sebagai kata sifat.

Dengan pengetahuan yang semakin berkembang, sejumlah jurnalis di Eropa secara perlahan sudah beralih dan menggunakan kata Muslim dalam beberapa tahun terakhir ini untuk menyebut orang Islam. Namun demikian, sejumlah lembaga yang sudah ada termasuk lembaga yang didirikan umat Islam sendiri, masih menggunakan kata Moslem. Misalnya, The American Moslem Foundation san jurnal Dunia Islam masih menyebut dirinya dengan The Moslem World.

Perlu diketahui, sejak tahun 1960-an, banyak penulis Inggris yang enggan menuliskan kata Moslem, Mohammedans, atau Mahometans untuk menyebut orang Islam. Karena mereka tahu bahwa kata tersebut terlalu merendahkan. Dan kamus Oxford, kamus terbaik bahasa Inggris, sebenarnya sudah menggunakan kata Muslim sejak tahun 1984.

Jadi kondisi ini, masihkah kita mau menggunakan kata Moslem dibandingkan Muslim untuk menuliskan di curriculum vitae atau saat ditanya orang Barat? Jadi, tulis dan katakana I’m Muslim, not Moslem. (syafik).


Rating: 4.5


Demikianlah Artikel Muslim, Bukan Moslem

Sekianlah artikel Muslim, Bukan Moslem kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Muslim, Bukan Moslem dengan alamat link https://sebuahteknologi.blogspot.com/2012/02/muslim-bukan-moslem.html